Entah Berapa lama, hidup ku jalani disebuah kotak kosong dirumah ku ini. Hanya setia dengan sebuah layar Komputer dan gelaran kasur untuk menemani hari hari yang tiada henti ini. Deting lagu lagu kore menemani kesendirian ini, Detik demi detik kulalui dengan kegundahan rasa dihati, perasaan ketidak-pastian karena kurangnya keyakinan akan kehidupan ini. Apa yang membuatku tidak yakin ?, Entahlah aku juga tidak tahu pasti.
Sejenak kurebahkan tubuh ini dalam kasur dikamarku mencoba melihat keatas langit langit kamar dan menutup mata beberapa saat. Terbayang dalam mata dan pikiran apa apa yang menjadi tujuan dan cita cita ku selama ini, dalam kegelapan kemudian terdengar seseorang memanggil dan berkata sesuatu.
X : “ hey kamu,,, sedang apa kau disini…??? ”.
Aku : “ entahlah apa yang membawaku kesini, aku juga kurang tahu…!!! ”
X : “ Hmmm, kau sedang gundah kawan ? ( aku bertanya tidak bermaksud menghibur *hehehe) “
Aku : senyum kecil ku tampakkan “ yah mungkin aku punya sedikit kegundahan, kau tak perlu menghiburku kok !, lagi pula aku tak mengenalmu “
X : “ wahahaha santailah kawan, kau memang tak mengenalku. Tapi sesungguhnya aku mengenalmu dengan baik.. katakan padaku apa rasa resah dan gundah yang kau rasa, mungkin aku bisa memberi jawaban atas semua itu *
Aku : “ kau mengenalku ? Hmmmm memang aku dari dulu banyak dikenal orang tapi gak pernah bisa mengenal beberapa orangnya v(^.^”), boleh ku tau siapa namamu ? ” aku tertegun malu.
X : “ wahahaha , kau bisa memangil aku IAN, sudahlah aku sudah sangat mengenalmu jadi kau tak perlu malu akan hal itu! Nah ceritakan kepadaku kegundahanmu ? ”
Aku : “ Entahlah IAN, Aku Berjalan dengan Ketidak-pastian dan kegundahan dalam kehidupanku, 23 tahun berlalu dan aku membangun cita cita dan impianku, tapi selama itu pula semakin ku merasa resah akan tujuan dan mpian ku tersebut ” :’(
Aku : “ Semakin Jauh Waktu ku jalani – Semakin terlihat Jauh Juga Impian dan Tujuan Tujuan yang aku buat dahulu… Aku Sudah Berusaha Berusaha Berusaha dengan sesungguhnya, tapi Resah terus mendekat seiring waktu yang melalui kehidupanku “
Aku : “ Aku Meyakini Kehidupan Ku Sudah Diatur Oleh ALLAH SWT dalam takdirnya, tapi kenapa aku takut akan ketidak-pastian dalam kehidupanku. Cita Cita, Rezeki, Jodoh dan Pernikahanku, Akankah ia datang dan singgal dalam kehidupanku ??? ”
Aku : “ Sungguh Aku Mencoba meyakinkan diri bahwa ALLAH SWT ada dibelakangku , tapi aku tak tau kenapa keresahan terus melandaku “ tertegun wajah ku waktu itu.
IAN : senyum lembut terpancar dari wajahnya “ Hey kawan, Kau Tidak Sabar Ya ????… boleh aku bercerita! “
Aku : “ Tentu, Silahkan… ”
IAN : “ apa kau tau kata kata bahwa wanita benci pada pria yang membuatnya menunggu ?, menunggu Pria melamarnya dengan harapan ada kehidupan baik dari seseorang yang akan membimbingnya ke jalan Tuhan NYA Allah SWT. Apa kau tau sang PRIA itu juga sebetulnya menunggu, menunggu ALLAH SWT mempercayainya untuk melakukan pernikahannya, menunggu jalan takdir yang sudah di tuliskan untuknya. Sekeras kerasnya ia berusaha dalam mengapai Wanita itu – bahkan Seluruh Manusia, Jin, dan malaikat membantunya Sesungguhnya tiada ia akan bertemu dengan wanita itu jika ALLAH SWT tidak mengijinkannya, Tulisan Takdir ALLAH SWT sudah dituliskan oleh PENA ( mahkluk pertama yang ALLAH SWT ciptakan untuk menuliskan takdir seluruh alam semesta sampai Hari KIAMAT tiba ) dan ALLAh sudah menyetujuinya. Apa yang kau Resahkan Wahai Kawan “
IAN : “ Anggaplah kau sebagai wanita yang menunggu dan Impian dan Cita Citamu seperti Pria yang akan meminangmu. Impian dan Cita Citamu juga sedang menunggu takdirnya untuk dapat bertemu dengan Mu, dan layaknya Seorang Wanita yang menunggu – jalanilah dengan baik hari harimu, jangan memikirkan Masa Lalu dan jangan khawatirkan Masa yang akan datang. Hari ini adalah Milik Kamu, Berusahalah dengan baik, Berdoalah dengan Benar dan Lakukan dengan Yang Sungguh Sungguh. Akan Tiba Waktu Pertemuan Mu dengan Nya. Sabarlah Menunggu Kawan “
Aku : “ Apa Benar Kah Begitu, Lalu Bagaimana Dengan Keresahan ku sampai saat ini ?”
IAN : “ Apa kau tau , PertemuanMu dengan ku saat ini sudah kutunggu, Aku menunggu dan terus menunggu. Sampai pada hari ini aku bertemu dengan Mu Aku senang. Kau Tidak Tahu kan kita akan bertemu, yah tentu saja kau tidak tau – tapi sekarang kau tau bahwa pertemuan kita kali ini sudah kutunggu. hanya dengan menjalani kehidupan mu dengan baik disana, tanpa terasa waktu telah datang akan takdrimu menemuiku “
Aku : “ Oooo begitu ya, apa benar kau sudah menungguku “
IAN : “ Iya aku sudah menunggumu sejak lama, dan aku juga akan tetap menunggumu…! ”
Bertiup angin mengebus dan membuat kabur pandanganku kepadanya
IAN : “ kawan, aku harus pergi sekarang… sudah saatnya aku kembali menunggu hingga pertemuanku dengan mu selanjutnya “
Aku : “ Kapan kita bisa bertemu kembali “ aku bertanya.
IAN : iya tersenyum dan berkata “ Terus Sabarlah Menunggu – Insya Allah kita akan bertemu kembali “
Ia semakin hilang terbawa angin, dan tiba tiba membuat ku meneteskan air mata sedih, sampai akhirnya aku bertanya :
Aku : “ Setidaknya – Siapa Nama Lengkapmu, Aku masih belum bisa mengingat mu dalam deretan temen temanku IAN, Agar aku bisa mencari dan berusaha menemuimu “
Diakhir perpisahan ia berkata :
IAN : “ Aku Adalah I M P I A N mu – Teruslah Maju, dan aku akan terus sabar MenungguMu “.
Saat itu aku terbangun dan mendapatkan air mata dalam badan Pipi ku. Saat itu Ku Usap Mataku dan tersenyum sambil melihat kembali Tulisan Mimpi dan TUjuan yang pernah Kubu DI layar Laptopku. Dan tersenyum, terima Kasih Telah MenungguKu IAN. Aku akan berusaha menjalani hidup dengan baik dan semoga ALLAH SWT cepat mempertemukan ku kembali dengan mu di Sini Di Alam ini.
“ Untuk Jodoh ku sebagai pendamping hidupku nanti, Tolong Tunggulah aku, Aku akan berusaha dengan baik dalam kehidupan ku agar aku bisa cepat cepat bertemu dengan mu – Mohon Kau Untuk Sabarlah Menunggu “
YA ALLAH TUHAN SEKALIAN ALAM YANG MAHA PEMURAH LAGI MAHA PENYAYANG, MUDAHAKAN LAH JALAN UNTUK IMPIANKU, BERIKAN AKU RASA SYUKUR ATAS NIKMATMU DAN BERIKAN AKU KESABARAN UNTUK MENUNGGU JALAN TAKDIR YANG TERBAIK UNTUK KU – AMIN ALLAHHUMMA AMIN


0 komentar:
Posting Komentar